Konvergensi Akuntansi
Internasional
Konvergensi
standar akuntansi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, harmonisasi (membuat
standar sendiri yang tidak berkonflik dengan IFRS), adaptasi (membuat standar
sendiri yang disesuaikan dengan IFRS), atau adopsi (mengambil langsung dari
IFRS). Indonesia memilih untuk melakukan adopsi. Namun bukan adopsi penuh,
mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena
itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan milik Indonesia sebagian besar sudah
sama dengan IFRS.
International Financial Reporting
Standard (IFRS) merupakan standar pencatatan dan pelaporan
akuntansi yang berlaku secara internasional yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Boards (IASB),
sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk mengembangkan suatu standar
akuntansi yang tinggi, dapat dimengerti, diterapkan, dan diterima secara
internasional.
International
Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards
(IASB) dengan tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan
perusahaan di seluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas tinggi, dapat diperbandingkan dan transparan yang digunakan
oleh investor di pasar modal dunia maupun pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya (stakeholder). Saat ini
banyak negara-negara di Eropa, Asia, Afrika, Oseania dan Amerika yang
menerapkan IFRS. Standar akuntansi internasional (International Accounting Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi
utama dunia, yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan
Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Indonesia
melakukan konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam
kesepakatan negara-negara G-20. Tujuan dari kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS ini memiliki manfaat lain seperti meningkatkan arus
investasi global melalui keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120
negara sudah berkomitmen untuk melakukan konvergensi dengan IFRS). Konvergensi
ini seharusnya dicapai Indonesia pada tahun 2008 lalu, namun karena beberapa
hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan
dicapai pada 1 Januari 2012. Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi
pada tahun 2008 ini harus dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit
untuk Indonesia yang ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank
menganggap investasi di Indonesia masih berisiko karena penyajian laporan
keuangan masih menggunakan Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Indonesia
akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan
untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy.
Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan –
tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini
digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Konvergensi
dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti
nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang
kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh
negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan
antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar
internasional. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut
perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan
antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara
internasional.
Manfaat
yang di dapat dari konvergensi IFRS, diantaranya adalah:
1. Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal
secara internasional.
2. Meningkatkan
arus investasi global
melalui transparansi.
3. Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global.
4. Menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5.
Meningkatkan kualitas
laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Dengan
dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka:
1. Mengurangi
peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
2. Pendekatan
terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan
realitas ekonomi yang ada.
3. Peningkatan
daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di
pasar modal internasional.
4. Menghilangkan
hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
5. Mengurangi
biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis.
6. Meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.
Permasalahan
yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS yaitu:
1. Translasi
Standar Internasional
2. Ketidaksesuaian
Standar Internasional dengan Hukum Nasional
3. Struktur
dan Kompleksitas Standar Internasional
4. Frekuensi
Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional. Seperti IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value
SOAL:
- Konvergensi standar akuntansi
dapat dilakukan dengan 3 cara, kecuali…
a. Harmonisasi
b. Adaptasi
c. Adopsi
d. Reabilitas
Jawab:
D
- Standar akuntansi
internasional (International
Accounting Standards/IAS) di susun oleh 4 organisasi utama dunia,
yaitu…
a. IASB,
ED, IOSOC, dan IFAC
b. IASB,
EC, IOSOC, dan IFAC
c. IASB,
ED, IOSOC, dan IFAF
d. IASB,
EC, IOSOC, dan IFAF
Jawab:
B
- Manfaat yang di dapat dari konvergensi IFRS
adalah…
a. Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal
secara rnasional
b. Meningkatkan
biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global
c. Meningkatkan
kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management
d. Menurunkan
arus investasi global melalui transparansi
Jawab:
C
- Permasalahan yang dihadapi
dalam impementasi dan adopsi IFRS, yaitu…
a. Frekuensi
Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional. Seperti IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value
b. Translasi
Standar Nasional
c. Kesesuaian
Standar Internasional dengan Hukum Nasional
d. Struktur
dan Kompleksitas Standar Nasional
Jawab: A
- Hasil dilakukannya konvergensi
PSAK ke IFRS kecuali…
a. Pendekatan terbesar pada subtansi atas
transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada
b.
Peningkatan daya banding laporan
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
c.
Menambah peran dari badan otoritas dan
panduan terbatas pada industri-industri spesifik
d.
Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
menuju “best practise”
Jawab:
C
Sumber :
·
Choi D.S. Frederick
& Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta :
Salemba Empat.
·
http://gemmaaktuaria.com
·
http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi
·
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/01/06/perkembangan-konvergensi-psak-ke-ifrs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar