Kondisi
Koperasi di Indonesia Saat Ini
Potret Koperasi
Indonesia
Pengembangan koperasi
di Indonesia yang telah digerakan melalui dukungan kuat program pemerintah yang
telah dijalankan dalam waktu lama, dan tidak mudah ke luar dari kungkungan
pengalaman tersebut. Jika semula ketergantungan terhadap captive market program
menjadi sumber pertumbuhan, maka pergeseran ke arah peran swasta menjadi
tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha terutama KUD. Meskipun KUD
harus berjuang untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, namun
sumbangan terbesar KUD adalah keberhasilan peningkatan produksi pertanian
terutama pangan, disamping sumbangan dalam melahirkan kader wirausaha karena
telah menikmati latihan dengan mengurus dan mengelola KUD.
Posisi koperasi
Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai
antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari
populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari
populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada
akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat
kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%.
Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan
distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian
dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen
untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
1.
Memasuki tahun 2000 posisi koperasi
Indonesia pada dasarnya justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai
antara 55-60 persen dari keseluruhan aset koperasi. Sementara itu dilihat dari
populasi koperasi yang terkait dengan program pemerintah hanya sekitar 25% dari
populasi koperasi atau sekitar 35% dari populasi koperasi aktif. Pada
akhir-akhir ini posisi koperasi dalam pasar perkreditan mikro menempati tempat
kedua setelah BRI-unit desa sebesar 46% dari KSP/USP dengan pangsa sekitar 31%.
Dengan demikian walaupun program pemerintah cukup gencar dan menimbulkan
distorsi pada pertumbuhan kemandirian koperasi, tetapi hanya menyentuh sebagian
dari populasi koperasi yang ada. Sehingga pada dasarnya masih besar elemen
untuk tumbuhnya kemandirian koperasi.
2.
Potensi koperasi pada saat ini sudah
mampu untuk memulai gerakan koperasi yang otonom, namun fokus bisnis koperasi
harus diarahkan pada ciri universalitas kebutuhan yang tinggi seperti jasa
keuangan, pelayanan infrastruktur serta pembelian bersama. Dengan otonomi selain
peluang untuk memanfaatkan potensi setempat juga terdapat potensi benturan yang
harus diselesaikan di tingkat daerah. Dalam hal ini konsolidasi potensi
keuangan, pengembangan jaringan informasi serta pengembangan pusat inovasi dan
teknologi merupakan kebutuhan pendukung untuk kuatnya kehadiran koperasi.
Pemerintah di daerah dapat mendorong pengembangan lembaga penjamin kredit di
daerah.
Permasalahan Koperasi
di Indonesia Saat Ini
Koperasi sebagai salah
satu unit ekonomi yang didasarkan atas asa kekeluargaan dewasa ini telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat, di Indonesia maupun dunia. Eksistensi
koperasi sejak zaman dahulu telah banyak berperan dalam pembangunan
Indonesia.
Di Indonesia koperasi
menjadi salah satuunit ekonomi yang mempunyai peran besar dalam memakmurkan
Negara ini sejak zaman penjajahan ingga sekarang. Walaupun di Indonesia
perkembangan koperasi maju, namun tidak sepesat perkembangan koperasi di
Negara-negara maju. Ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1.
Gambaran koperasi sebagai ekonomi kelas
dua masih tertanam dalam benak masyarakat Indonesia sehingga menjadi salah satu
penghambat dalam pengenbangan koperasi menjadi unit ekonomi yang lebih besar,
maju dan memiliki daya saing dngan perusahaan-perusahaan yang besar.
2.
Perkembangan koperasi Indonesia yang
berkembang bukan dari kesadaran masyarakat namun berasal dari dukungan
pemerintah yang disosialisasikan ke masyarakat, berbeda dari Negara-negara
maju, koperasi berkembang berdasarkan kesadaran masyarakat untuk saling
membantu dan mensejahterakan yang merupakan dari tujuan koperasi. Sehingga
pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja, berbeda dengan
Indonesia, pemerintah bekerja double, yaitu sebagai mendukung dan
mensosialisasikan untuk masyarakat ke bawah.
3.
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih
rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi
anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti
biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa
dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana
oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggotanya sendiri terhadap pengurus.
4.
Manajemen koperasi yang belum
professional, ini banyak terjadi pada koperasi-koperasi yang anggota dan
pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
5.
Pemerintah terlalu memanjakan koperasi,
ini juga menjadi alasan mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi
banyak dibantu pemerintah melalui dana-dana segar tanpa pengawasan terhadap
bantuan tersebut, sifat bantuannya tidak wajib dikembalikan, sehingga koperasi
bersifat mannja dan tidak mandiri.
Oleh karena itu kita
harus berperan aktif dalam pengembangan koperasi di negeri ini. Salah satunya
dengan ikut serta dalam koperasi.
Harapan untuk koperasi
indonesia kedepannya
Dalam proses
pembangunan ekonomi, kita menyadari kerap terjadi sektor-sektor yang
terpinggirkan atau terlupakan, baik oleh para pelaku ekonomi maupun para
pengambil kebijakan. Biasanya yang terpinggirkan ini adalah mereka yang
bergerak di usaha kecil, mikro, menengah, dan beberapa jenis badan usaha yng
kurang mendapat arah, seperi koperasi. Padahal, usaha kecil tidak pernah
mempersoalkan kenapa mereka menjadi kecil. Mereka memahami adanya perbedaan
kemakmuran, besar-kecil, sebagai bagian yan tidak terhindarkan dalam sistem
ekonomi seperti yang kita alami saat ini. Namun persoalannya bukanlah pada
lebih atau kurang, tapi lebih kepada sebuah etos : jangan mengambil segalanya
sehingga tidak tertinggal apapun bagi orang lain.
Tidaklah berlebihan
apabila ditengah upaya kita menghadapi pasar bebas dan globalisasi, upaya
membangun koperasi yang memiliki daya saing, efisiensi, budaya perusahaan
(corporate culture), dan inovasi, menjadi hal yang tak terhindarkan. Koperasi
adalah bangun usaha yang paling cocok bagi karakter bangsa kita dalam
menghadapi globalisasi tersebut. Oleh karena itu kita semua berupaya mengangkat
atau membawa kembali koperasi kedalam mainstream pembangunan bangsa. Semoga
pada akhir hari nanti, bukan hanya pertanyaan-pertanyaan mengenai harapan koperasi
tetapi juga jawaban yang bermakna dan konkret bagi pengembangan koperasi di era
globalisasi.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar